Uji t Tidak Berpasangan




Dalam artikel ini akan dibahas contoh Uji beda dengan menggunakan Uji t tidak berpasangan. Sebuah penelitian akan menguji apakah perlakuan1  memberikan efektivitas yang lebih baik dibandingkan perlakuan 2 berdasarkan VASI pada pasien vitiligo anak. Untuk mendapatkan hasil tersebut maka akan dilakukan uji beda dengan bantuan program SPSS. 

Sebelum uji beda dilakukan, maka data penelitian terlebih dahulu harus diuji dengan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data penelitian. Apabila data memenuhi asumsi normalitas maka uji beda dilakukan dengan menggunakan uji beda parametrik berupa uji t tidak berpasangan, sedangkan jika data tidak memenuhi asumsi normalitas maka uji beda yang dilakukan adalah uji beda non parametrik, yaitu dengan menggunakan uji beda Mann Whitney.

A.       Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi  residual dari model regresi, jika residual berdistribusi normal maka model dapat dianalisis dengan analisis regresi, namun jika residual tidak berdistribusi normal maka model tersebut tidak dapat dianalisis dengan analisis regresi.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorv Sminov. Pada  uji normalitas Kolmogorv Sminov, data residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai probabilitas (signifikan ) lebih besar dari 0,05. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas Kolmogorv Sminov dengan bantuan program SPSS  :

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Perbaikan_VASI
N
14
Normal Parametersa,,b
Mean
13.8136
Std. Deviation
14.82613
Most Extreme Differences
Absolute
.257
Positive
.257
Negative
-.176
Kolmogorov-Smirnov Z
.963
Asymp. Sig. (2-tailed)
.312
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,312 , nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal, sehingga uji beda akan dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. 



Pada uji t tidak berpasangan, terdapat dua keluar yang akan menunjukkan homogenitas variansi kedua kelompok yang diuji dan keluaran hasil uji t ang menunjukkan ada tidaknya perbedaan signifikan antar kelompok yang diuji.

Pada uji homogenitas, jika nilai signifikan hasil pengujian melebihi 0,01 maka dikatakan kedua kelompok memiliki variansi yang homogen sehingga uji t tidak berpasangan dapat digunakan, sedangkan jika nilai signifikan kurang dari 0,01 maka dikatakan variansi kedua kelompok tidak homogen, sehingga uji beda yang tepat adalah uji beda non parametrik.

Selanjutnya pada hasi uji t, jika nilai signifikan melebihi 0,01 maka dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara VASI(%) pada pasien vitiligo anak yang diterapi dengan perlakuan 1 dengan pasien vitiligo anak yang  hanya diterapi dengan perlakuan 2, sedangkan jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara VASI(%) pada pasien vitiligo anak yang diterapi dengan fperlakuan 1 dengan pasien vitiligo anak yang  hanya diterapi dengan perlakuan 2.
Adapun hasil pengujian dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2 Hasil Uji t

Independent Samples Test



Perbaikan_VASI



Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances

F
.386

Sig.
.546

t-test for Equality of Means

t
-.022
-.022
df
12
11.578
Sig. (2-tailed)
.983
.983
Mean Difference
-.18042
-.18042
Std. Error Difference
8.33381
8.17859
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
-18.33823
-18.07235
Upper
17.97740
17.71152

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil sebagai berikut :
Nilai signifikan hasil uji homogenitas adalah sebesar 0,546, nilai ini > 0,01 yang menunjukkan bahwa variansi kedua kelompok adalah homogen sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan.
Nilai signifikan hasil uji t adalah sebesar 0,983, nilai ini > 0,01 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara VASI(%) pada pasien vitiligo anak yang diterapi dengan perlakuan 1 dengan pasien yang diterapi dengan perlakuan 2

0 Komentar